Umumnya,
umur pakai v-belt di skubek 15.000-20.000 kilometer. Namun, lewat dari
itu, v-belt biasanya putus tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Itu diakui
Raymond dari JP Racing Cengkareng, Jakarta Barat, yang pernah kedatangan
konsumen ke bengkelnya karena motornya putus v-belt secara mendadak.
Selain karena usia pemakaian yang lebih, ada beberapa hal menjadi
penyebab putusnya v-belt, dan semuanya bisa dideteksi kalau mau bersusah
sedikit. Inilah bagian-bagian yang perlu dicermati.
- Lihat bagian dalam atau bagian bergigi dari v-belt. Tanda-tanda mau
putus, kata Raymond, biasanya ada yang retak-retak. Kalau tidak ada,
bisa juga menekuk v-belt.
- Di sisi samping belt, sudutnya terlihat lebih ramping atau tajam
ketimbang belt standar. Itu menandakan belt sudah aus akibat gesekan
dengan puly. Jika sudah aus—belt menjadi mulur—menimbulkan suara berisik
di rumah CVT, seperti rantai yang kendur, karena belt bergesek dengan
tutup CVT atau crankcase. Pengaruhnya, "Akselerasi awal biasanya jadi
selip. Seperti gas diputar tapi tenaga tidak sesuai putaran mesin,"
bilang H Indra Putera Laksana, mekanik GT Speed di Cinere, Depok.
- Pemakaian ukuran ban yang tak lazim, misalnya 140/80-14. Belt butuh
tekanan lebih besar untuk menggerakkan roda. Inilah yang bikin belt
cepat aus. Selain itu, tenaga yang besar—akibat pemakaian ban lebar—juga
bikin belt cepat aus.
- Rute perjalanan yang panjang seharian juga bikin daya tahan v-belt
berkurang lalu membuatnya cepat putus. Misalnya, sekali jalan puluhan
kilometer tanpa istirahat dicampur macet. Walau pemakaian masih sekitar
10.000 km, v-belt bisa saja putus.
Nah, untuk menangkal semua itu, enggak ada salahnya dilakukan pengecekan.
http://www.metroaktual.com
0 komentar:
Posting Komentar